April 24, 2017

Lubuntu untuk Netbook Adik

Pengalaman ini membuat saya berfikir untuk tetap memakai GNU/Linux Walaupun bukan saya pribadi yang menggunakan.

Adik saya seorang perempuan yang sudah menginjak masa remaja. Alhamdulillah dia masuk sekolah Madrasah Aliyah. SMA berbasis pembelajaran Islam. Dia mengeluhkan banyak tugas. Dia butuh Laptop. Maka dari itu, Ibu menyuruh saya mencarikan Netbook (Laptop versi mini) bekas yang agak murah. Maklum, Keluarga saya hidup sederhana. Kebetulan teman saya memiliki usaha reparasi laptop beserta jual beli laptop bekas. Sayapun mencoba menghubunginya. Alhamdulillah ada Netbook Acer yang dijual seharga 500ribu. Bagi sebagian orang itu harga yang sangat murah. Tentu saja Harga akan sebanding dengan barang yang didapatkan. Netbook tersebut memiliki beberapa kekurangan. Pertama, Tidak adanya harrdisk atau penyimpanan eksternal. Kedua, Touchpad yang tidak berfungsi. Wajar jika teman saya melepas dengan harga sekian. Untuk masalah pertama, Saya punya solusi. Saya memiliki harddsik cadangan. Insya allah bisa digunakan. Yang kedua, solusi diberikan teman saya dengan cara mengganti touchpad dengan mouse wireless. Akhirnya saya setuju untuk membeli Netbook tersebut dengan mahar 200. Sisanya, Teman saya membolehkan untuk mengangsur tanpa bunga. Alhamdulillah.

Sebenarnya Harddisk cadangan yang saya miliki sudah terinstall Lubuntu OS. Saya biasa menggunakan harddisk tersebut untuk keadaan darurat misal ketika sistem utama gagal booting. Harrdisk tersebut juga saya jadikan sebagai tempat backup beberapa data besar dan penting. Saya belum memastikan apakah Lubuntu OS ini akan berjalan lancar nantinya pada Netbook Acer Tersebut. Alhamdulillah, Setelah dicoba, Lubuntu berjalan dengan baik. perangkat wireless dan grafis layar juga berjalan sebagai mana mestinya. Untuk perangkat tambahan seperti bluetooth, saya belum mencobanya. Secara keseluruhan, tidak ada masalah.

Sebelumnya Lubuntu 15.10 tidak memiliki aplikasi tambahan untuk mendukung kegiatan yang dibutuhkan adik saya. Saya berinisiatif melakukan pemasangan aplikasi standart seperti musik player audacious, audacity sebagai sound editor, Browser standart Opera, Chrome dan Mozilla, GIMP,Inkscape,PDF Master editor, WPS office dan beberapa aplikasi multimedia pendukung lainnya.

Setelah saya siapkan semua aplikasi pendukung, saya berikan Netbook itu kepada adik saya untuk sekedar dicoba. Alhamdulillah tidak ada keluhan. Ini membuktikan Sistem Operasi bebasis Linux sudah tidak lagi sulit di operasikan oleh orang awam sekalipun layaknya Sistem Operasi populer lainnya. Setidaknya untuk keperluan sehari-hari. Hanya perlu mencoba dan beradaptasi. Bahkan beberapa hari digunakan oleh adik saya, Panel bawaan Lubuntu tidak tampak sebagaimana mestinya. Saya berasumsi panel tersebut sudah dikostumisasi oleh adik saya. Setidaknya dia bisa beradaptasi bahkan berkembang.

Bagaimanpun juga, kendala pasti tetap ada. Kali ini dari sisi hardware. Bukan hal yang fatal, namun cukup menganggu. Mouse wireless pengganti touchpad tida berfungsi dengan baik. Sensor dan LED tidak berfungsi. Saya pun mencoba membongkar dan melihat rangkaian mouse tersebut dengan alat seadanya. Karena tidak begitu pengalaman dengan perangkat elektronika serta peralatan pendukung yang minim, saya agak kesulitan mencari masalahnya. Akhirnya saya putuskan mencari solusi lain. Teringat beberapa waktu lalu, saya pernah mencoba menjadikan smartphone menjadi remote mouse dengan menggunakan Ubuntu Studio.

Saya mencoba mencari perlengkapannya pada laptop Ubuntu Studio. Aplikasi servernya masih ada sedangkan aplikasi androidnya  tidak ditemukan. Sayapun mengunduh aplikasinya. Tampak seperti berikut.



Sedangkan pada laptop, Applikasi ini tidak menyediakan GUI. Aplikasi ini berjalan sebagai background. Hanya akan muncul dalam bentuk icon di panel. Itupun hanya mengontrol aplikasi apakah ingin dihentikan atau tidak. Anda bisa mengunduhnya pada laman ini.

Masalah pun akhirnya bisa diselesaikan. Semoga Adik saya bisa cepat beradaptasi dan menggunakan Aplikasi yang ada dengan maksimal.

0 comments